Ditulis berdasarkan survey dari beberapa responden; keluarga, kerabat, teman, dan tetangga. Jika ada kesamaan, mungkin hanya kebetulan. Tidak direkomendasikan buat yg baperan
1. Bangun sepagi apapun tetap saja panik dan grasa-grusu, apalagi kalo punya anak kecil yg baru sekolah
2. Semua pekerjaan dapur bisa dihandle kecuali masang galon
3. Dituntut menguasai banyak bidang vital dalam kehidupan. Bisa jadi ekonom, akuntan, pebisnis, public relations, guru, ustadzah, masterchef, dll. Sementara suami cukup jadi teknisi dan sekali-sekali politikus
4. Harus senantiasa strong, gak boleh berlama-lama sakit. Sakit dua hari biasanya dipersingkat jadi sehari. Kebalikan dengan sebagian suami-suami yg kadang sakit sehari berpotensi mark-up jadi dua hari.
5. Ada tiga media sosial konvensional tempat emak-emak sharing informasi faktual, yaitu arisan, ruang tunggu jemputan anak di sekolah, dan tukang sayur
6. Ada dua hal yang mustahil dilakukan ketika punya anak usia 1 hingga 3 tahun, yaitu nonton bioskop dan menamatkan bacaan novel
7. Jarang menikmati liburan. Jika rekreasi bersama suami dan anak-anak, sebenarnya bukan rekreasi, tapi hanya memindahkan lokasi rumah ke tempat rekreasi
8. Diantara 100 resep masakan atau kue yang disave as, yg dipraktekin baru sekitar 10 persen
9. Salah satu sumber kegalauan tingkat dewa adalah ketika tupperware belum dibalikin tetangga
10. Salah satu sumber kebahagiaan sederhana adalah ketika melihat ada emak-emak lain yg lebih gemuk darinya
11. dan salah satu ironi adalah ketika program diet gak sejalan dengan porsi makan yg selalu dobel karena sisa makanan anak yg sayang dibuang
12. Jika beli suplemen diet, maka maksimal 50 persen dikonsumsi, 50 persennya dikoleksi. Dan pajangan.
13. Melihat baju anak di toko, harga 100 ribu, gak minat. Tapi ketika baju yg sama dengan harga yg sama, tinggal ditambahin tulisan diskon 50% dari harga 200 ribu, mendadak minat.
14. Mengganti terminologi "bagus" dengan kata "lucu" atau "unik" untuk meyakinkan suami pada suatu barang yg layak beli
15. Wanita lebih sering menggunakan hati ketimbang otak. Kebalikan dengan pria. Karenanya emak-emak lebih sering memecahkan masalah dengan spontan nangis, sementara suami lebih sering dengan spontan ngeles
16. Permasalahan rumah tangga biasanya disikapi dengan dua cara, disave atau didelete. Itupun yg didelete suatu waktu masih bisa direstore dari recycle bin. Sementara suami lebih cenderung delete dan install ulang.
17. Kalo suami bikin kesalahan, dia marah, suami minta maaf.
Giliran dia yg salah, suami marah, dia nangis, eeh suami lagi yg minta maaf. Di mana keadilaaan?
18. Silahkan yg mau tambahin.
Namun, dibalik itu, sekuat apapun suami, se-superior apapun bapak, gak akan ada apa-apanya tanpa emak.
Suami boleh mencari nafkah atau mencari solusi segala macam permasalahan, tapi kadang untuk mencari letak pakean dalam saja butuh bantuan istri.
Oleh karena itu, buat para suami, sayangilah mereka. Eeh, dia maksudnya. Kalo mereka kan kesannya jamak. Hahahaha...
Tulisan Asli oleh : bang Arham Rasyid
Silakan bagikan jika bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar