Jumat, 25 Agustus 2017

Nasehat Quraisy Shihab Kepada Anaknya Najwa Shihab

Agustus 25, 2017 0 Komentar
Najwa Shihab

Keberuntungan kadang memainkan perannya dalam kehidupan manusia, sekalipun kerap tidak masuk akal. Karena itulah takdir mereka.

Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah keselamatanmu. Boleh jadi tertundanya pernikahanmu adalah suatu keberkahan. Boleh jadi dipecatnya engkau dari pekerjaan adalah suatu maslahat.

Boleh jadi sampai sekarang engkau belum dikarunia anak itu adalah kebaikan dalam hidupmu. Boleh jadi engkau membenci sesuatu tapi ternyata itu baik untukmu, karena Allah Maha Mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui.

Sebab itu, jangan engkau merasa gundah terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena semuanya sudah atas izin Allah. Jangan banyak mengeluh, karena hanya akan menambah kegelisahan.

Perbanyaklah bersyukur. Alhamdulillah. Itu yang akan mendatangkan kebahagiaan. Terus ucap Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.

Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, kita terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.

Jangan selalu melihat ke belakang, karena di sana ada masa lalu yang menghantuimu. Jangan selalu melihat ke depan, karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah. Namun, lihatlah ke atas, karena di sana ada Allah yang membuatmu bahagia.

Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer. Singa sang raja hutan lebih sering berjalan sendirian. Tapi kawanan domba selalu bergerombol. Jari-jari juga demikian: kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, semuanya berjajar bersampingan, kecuali jari jempol, dia yang paling jauh di antara keempat itu.

Namun, perhatikan, engkau akan terkejut kalau semua jari-jari itu tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya jempol yang sendiri dan jauh dari mereka itu.

Karena itu, sebenarnya yang diperhitungkan bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu. Akan tetapi banyaknya cinta dan manfaat yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.

Menyibukkan diri dalam pekerjaan akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah, yaitu kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan.

Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan, tapi aku menyadari bahwa rumus kegagalan adalah sikap asal semua orang.

Teman itu seperti anak tangga. Boleh jadi ia membawamu ke atas atau ternyata sebaliknya membawamu ke bawah, maka hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.

Hidup ini akan terus berlanjut, baik itu engkau tertawa ataupun menangis. Karena itu, jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.

Berlapanglah dada, maafkanlah, dan serahkanlah urusan manusia kepada Tuhan, karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya akan berpulang kepada-Nya.

Jangan tinggalkan shalatmu sekali pun. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup, mereka akan bersujud kepada Allah SWT, walau sekali sujud.

Jangan selalu bersandar pada cinta, karena itu jarang terjadi. Jangan bersandar kepada manusia, karena ia akan pergi. Tapi bersandarlah kepada Allah SWT, Tuhan YME, karena Dialah yang menentukan segalanya.

Kamis, 24 Agustus 2017

Nasib Para Pemain Film Porno Setelah Pensiun

Agustus 24, 2017 0 Komentar
Nasib Para Pemain Film Porno Setelah Pensiun

Bekerja di Industri film dewasa rupanya menjadi sebuah profesi ideal bagi segelintir orang. Dengan iming-iming uang banyak dan kerja hanya begituan, membuat banyak orang yang rela antri panjang demi masuk industri tersebut. Namun sebagian dari mereka yang sudah masuk,  justru malah mulai menyadari kalau apa yang mereka lakukan bukanlah sebuah pekerjaan yang ideal, hanya kesenangan semu yang malah menyusahkan.

Masih soal artis film dewasa, rupanya ada berbagai alasan yang membuat mereka pensiun dari pekerjaan yang satu ini. Mulai dari penyakit berbahaya, hingga memilih jadi pemuka agama. Penasaran dengan nasib mereka yang sudah hengkang dari industri esek-esek  itu sekarang? Simak ulasan berikut.

Yumi Asami, mantan bintang JAV yang terkena kanker


Bagi wanita, nama aktris yang satu ini pasti jarang sekali didengar, namun untuk laki-laki lain lagi ceritanya. Ya, Yumi Asami merupakan salah satu mantan pemain film panas dalam industri JAV yang ada di Jepang. Setelah bertahun-tahun mengalami asam manis dunia esek-esek, rupanya nasib buruk menghampiri Yumi Asami dan membuatnya harus menghentikan karirnya.

Yumi Asami

Usut punya usut, wanita yang memiliki paras cantik ini mengalami serangan kanker rahim, alhasil dia harus “pensiun dini” dunia perfilman dewasa. Beruntung dia masih bisa survive dari penyakit ganas yang menimpa dirinya. Sekarang Yumi Asami lebih memilih untuk fokus dalam menjadi aktivis bagi para penderita kanker di seluruh dunia.

Bintang JAV yang meninggal saat syuting


Beberapa bulan yang lalu sempat geger mengenai kabar salah seorang artis film panas yang meninggal saat sedang syuting. Ya, sampai saat ini, aktris berumur 23 tahun ini masih disembunyikan identitasnya dari publik. Ada banyak faktor yang disinyalir jadi penyebab dari meninggalnya artis yang satu itu. Salah satunya tidak kuatnya fisiknya karena harus memerankan adegan yang bisa dibilang ekstrem.

bintang porno meninggal saat syuting

Bagaimana tidak, artis film dewasa itu harus berhubungan badan dengan 30 orang sekaligus. Akhirnya, saat masuk adegan paling panas dalam syuting itu, diketahui denyut nadinya sudah tidak lagi berdetak.

Mantan artis film panas mengabdikan diri pada agama


Crystal Bassete, merupakan salah bintang film panas yang bisa dibilang benar-benar tobat. Ya, setelah menyadari kalau telah lama tersesat mengambil pekerjaan yang salah, akhirnya wanita yang satu ini benar-benar ingin mengubah jalan hidupnya.

Mantan artis film panas mengabdikan diri pada agama

Ya, Crystal Bassete, memilih belajar mengenai agama sehingga bisa membantu orang-orang yang mengalami permasalahan yang sama dengan dirinya dulu. Kini Bassete telah memiliki status keagamaan yang lumayan tinggi, membangun keluarga kecil dan hidup sederhana.


Aktor Bintang Porno berhenti karena menyesal


Aktor pria yang satu ini rupanya pernah dibuat sangat terkenal akibat aktingnya dalam parody film Tarzan versi dewasa. Ya, Rocco Antonio Tano, akhirnya menikahi lawan mainnya Rosa Caracciolo dalam film tersebut. Namun setelah menjalani rumah tangga bertahun-tahun, aktor yang satu ini memilih untuk mengakhiri karirnya.

Salah satu aktor kondang berhenti karena menyesal

Usut punya usut keputusan untuk pensiun itu dia ambil saat menjalani sebuah reality show, di sanalah Rocco berpikir kalau terus menjalani profesi seperti ini, kelak ia akan kehilangan istrinya. Hal tersebut disambut hangat oleh banyak orang termasuk keluarga dan istrinya.

Artis Bintang Porno Pensiun dan lebih memilih berkeluarga

Sepertinya nama dua artis ini pastinya sangat akrab di telinga para pria di Indonesia. Ya, beberapa tahun yang lalu, baik Miyabi maupun Sora Aoi memutuskan untuk pensiun dari industri film esek-esek. Namun tak selang beberapa lama, baik Miayabi maupun Sora Aoi akhirnya diboyong oleh orang terkenal dari luar negeri.

artis bintang porno pensiun dan berkeluarga

Ya, Miyabi dipacari oleh seorang pengusaha Filipina, Sora Aoi pun akhirnya menikah dengan pria kaya dari Taiwan. Masing-masing dari mereka sama-sama menjalani hidup baru bersama pasangannya dan mulai melupakan masalah industri film esek-esek yang dulu sempat mereka lakoni.

Dari beberapa nasib para pelaku industri film panas itu, kita jadi tahu betapa tidak bahagianya pekerjaan tersebut. Memang sih ada yang hidup senang, tapi itu hanya sedikit. Yang banyak malah penderitaan yang bisa berujung kematian. Intinya, kebanyakan kesenangan dari pekerjaan tersebut hanya sesuatu yang semu.

Senin, 21 Agustus 2017

Ibu Adalah Surga Tanpa Syarat. Kisah Pemuda Yang Merawat Ibunya

Agustus 21, 2017 0 Komentar
ibu adalah surga tanpa syarat

Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usia ke ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit. Wanita itu ditemani seorang pemuda yang usianya sekitar 30 tahun.

Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yang lebih kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya.

---

Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa, saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku dan jawaban wanita tersebut tak sesuai dengan pertanyaan yang saya ajukan (gak nyambung).

Pemuda itu menjawab : “Dia ibu saya Dok, dan memiliki keterbelakangan mental sejak saya lahir.."

Keingintahuan saya mendorong saya untuk bertanya lagi : “Siapa yang merawatnya..?”

Ia menjawab : “Saya, Dok.."

Saya bertanya lagi : _“Lalu siapa yang memandikan dan mencuci pakaiannya..?”

Ia menjawab : “Saya suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai.

Saya yang melipat dan menyusun bajunya di lemari..

Saya masukkan pakaiannya yang kotor ke dalam mesin cuci dan membelikannya pakaian yang dibutuhkannya.."

Saya bertanya : "Mengapa Anda tak mencarikan untuknya pembantu..?”

Ia menjawab : "Karena ibu saya tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, saya khawatir pembantu tak memperhatikannya dengan baik dan tak dapat memahaminya, sementara saya sangat paham dengan ibu saya..”

Saya terperangah dengan jawabannya dan baktinya yang begitu besar.

---

Saya pun bertanya : "Apakah Anda sudah beristeri..?”

Ia menjawab : “Alhamdulillah, saya sudah beristeri dan punya beberapa anak..”

Saya berkomentar : “Kalau begitu berarti isteri Anda juga ikut merawat ibu Anda..?”

Ia menjawab : “Isteri saya membantu semampunya, dia yang memasak dan menyuguhkannya kepada ibu saya..

Saya telah mendatangkan pembantu untuk isteri saya agar dapat membantu pekerjaannya.. Akan tetapi saya berusaha selalu untuk makan bersama ibu saya supaya dapat mengontrol kadar gulanya.."

Saya bertanya : “Memangnya ibu Anda juga terkena penyakit gula..?"

Ia menjawab : “Ya, (tapi tetap saja) Alhamdulillah atas segalanya.."

Saya semakin takjub dengan pemuda ini dan saya berusaha menahan air mata.

Saya mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan saya dapati kukunya pendek dan bersih.

Saya bertanya lagi : “Siapa yang memotong kukunya..?”

Ia menjawab : “Saya Dokter, ibu saya tak dapat melakukan apa-apa.."

Tiba-tiba sang Ibu memandang putranya dan bertanya seperti anak kecil : “Kapan engkau akan membelikan untukku kentang..?”

Ia menjawab : “Tenanglah Ibu, sebentar kita akan pergi ke kedai..”

---

Ibunya meloncat-loncat karena kegirangan dan berkata : “Sekarang.. sekarang..!”

Pemuda itu menoleh kepada saya dan berkata : “Demi Allah, kebahagiaan saya melihat ibu saya gembira lebih besar dari kebahagiaan saya melihat anak-anak saya gembira..”

سبحان الله العظيم

Saya sangat tersentuh dengan kata-katanya.. dan saya pun pura-pura melihat ke lembaran data ibunya.

Lalu saya bertanya lagi : “Apakah Anda punya saudara..?”

Ia menjawab : “Saya putranya semata wayang, karena ayah saya menceraikannya sebulan setelah pernikahan mereka..”

Saya bertanya : “Jadi Anda dirawat ayah..?”

Ia menjawab : “Tidak, tapi nenek yang merawat saya dan ibu saya.. Nenek telah meninggal.. semoga Allah SWT merahmatinya, saat saya berusia 10 tahun..”

Saya bertanya : “Apakah ibu Anda merawat Anda saat Anda sakit, atau ingatkah Anda bahwa ibu pernah memperhatikan Anda..? Atau dia ikut bahagia atas kebahagiaan Anda, atau sedih karena kesedihan Anda..?”

---

Ia menjawab : “Dokter, sejak saya lahir ibu sudah tak mengerti apa-apa.. kasihan dia.. dan saya sudah merawatnya sejak usia saya 10 tahun..”

Saya pun menuliskan resep serta menjelaskannya..

Ia memegang tangan ibunya dan berkata : “Mari kita ke kedai..”

Ibunya menjawab : “Tidak, aku sekarang mau ke Makkah saja..!”

Saya heran mendengar ucapan ibu tersebut..

Maka saya bertanya padanya : “Mengapa ibu ingin pergi ke Makkah..?”

Ibu itu menjawab dengan girang : “Agar aku bisa naik pesawat..!”

Saya pun bertanya pada putranya : “Apakah Anda akan benar-benar membawanya ke Makkah..?”

Ia menjawab : “Tentu.. saya akan mengusahakan berangkat kesana akhir pekan ini..”

---

Saya katakan pada pemuda itu : “Tidak ada kewajiban umrah bagi ibu Anda.. lalu mengapa Anda membawanya ke Makkah..?”

Ia menjawab : “Mungkin saja kebahagiaan yang ia rasakan saat saya membawanya ke Makkah akan membuat pahala saya lebih besar daripada saya pergi umrah tanpa membawanya.."

Lalu pemuda dan ibunya itu meninggalkan tempat praktek saya..

Saya pun segera meminta pada perawat agar keluar dari ruangan saya dengan alasan saya ingin istirahat..

Padahal sebenarnya saya tak tahan lagi menahan tangis haru..

Saya pun menangis sejadi-jadinya menumpahkan seluruh yang ada dalam hatiku..]

---

Saya berkata dalam diri saya sendiri : “Begitu berbaktinya pemuda itu, padahal ibunya tak pernah menjadi ibu sepenuhnya..

Ia hanya mengandung dan melahirkan pemuda itu..


  • Ibunya tak pernah merawatnya..
  • Tak pernah mendekap dan membelainya penuh kasih sayang..
  • Tak pernah menyuapinya ketika masih kecil..
  • Tak pernah begadang malam..
  • Tak pernah mengajarinya..
  • Tak pernah sedih karenanya..
  • Tak pernah menangis untuknya..
  • Tak pernah tertawa melihat kelucuannya..
  • Tak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir pada putranya.


Tak pernah.. dan tak pernah..!

Walaupun demikian.. pemuda itu berbakti sepenuhnya pada sang ibu.."

Apakah kita akan berbakti pada ibu-ibu kita yang kondisinya sehat..? Seperti bakti pemuda itu pada ibunya yang memiliki keterbelakangan mental..??

===

Ya Allah..

Ampuni kami, maafkan kesalahan dan kekhilafan kami yang telah meninggalkan bakti kami kepada orang tua kami terutama kepada ibu yang telah mengandung, merawat dan membelai kami.

Dialah yang memandikan kami dan memakaikan baju. Tapi di saat kami sudah dewasa, kami tak pernah ingat lagi dengan jasa beliau..

رب اغفر لي و لوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا

Selamat merenung.
Semoga bermanfaat.
.
Ya Allah...

  • Muliakanlah orang yang membaca blog ini
  • Lapangkanlah hatinya
  • Bahagiakanlah keluarganya
  • Luaskan rezekinya seluas lautan
  • Mudahkan segala urusannya
  • Kabulkan cita-citanya
  • Jauhkan dari segala Musibah
  • Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah,Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar
  • Dan semoga yang memberikan komentar dan membagikan tulisan ini rezekinya berlimpah aamiin..

Sabtu, 12 Agustus 2017

Coba Gabungkan Kopi dan Tidur Siang, Apa yang Terjadi?

Agustus 12, 2017 0 Komentar
kopi dan tidur siang

Kopi dan tidur siang adalah suatu yang dinikmati dengan berbagai alasan. Beberapa orang berpikir bahwa setelah minum kopi maka tidak akan timbul rasa kantuk.

Ternyata hal tersebut kurang tepat, kafein yang terkandung di dalam kopi akan bereaksi setelah 30 menit kemudian. Dikutip dari Huffington Post, Sabtu (12/8/2017) jika sesaat setelah minum kopi di siang hari kemudian lanjut tidur, akan meningkatkan produktivitas saat bangun. Tapi cara ini harus dilakukan dengan benar.

Tidur siang yang dimaksud adalah 30 menit setelah minum kopi. Pada waktu yang bersamaan, tidur siang sendiri bisa membuat orang merasa segar kembali, sementara kopi yang diminum sebelumnya bisa menghasilkan dorongan energi yang lebih efektif.

Hal ini dibenarkan oleh dokter spesialis tidur dari Universitas Kansas, dr Suzanne Stevens bahwa cara tersebut ampuh untuk meningkatkan produktivitas seseorang.

"Jika tidur siang pada waktu yang tepat, Anda bisa berjam-jam lebih produktif setelah minum kopi," ujarnya.

Selain itu beberapa penelitian juga mengatakan hal yang sama, seperti penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychophysiology pada tahun 1997 menemukan bahwa ketika orang dewasa mengonsumsi 200 miligram kafein (sekitar 2 cangkir kopi) dan kemudian tidur siang, mereka melakukan keseluruhan rangkaian tes simulasi mengemudi dengan lebih baik daripada mereka yang baru saja tidur siang tanpa kafein.

Penelitian lain yang dipublikasikan di jurnal Clinical Physiology pada tahun 2003, membandingkan efek cahaya terang, cuci muka dan kafein setelah tidur siang. Dan kafein yang hasilnya lebih efektif untuk disandingkan dengan tidur siang.

Tidak perlu minum kopi sebanyak 5-6 cangkir perhari untuk membuat 'melek', itu malah menurunkan produktivitas kerja. Yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas adalah cukup 1-2 cangkir ditambah tidur siang. Selamat mencoba.

Kamis, 10 Agustus 2017

Kisah Ular dan Gergaji, Sebuah Renungan Tentang Bahaya Amarah

Agustus 10, 2017 0 Komentar
kisah ular dan gergaji


Seekor ular memasuki gudang tempat kerja seorang tukang kayu di malam hari. Kebiasaan si tukang kayu adalah membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan & tidak merapikannya.

Nah ketika ular itu masuk ke sana, secara kebetulan ia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.

Serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya. Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Ia pun lalu membelit kuat gergaji itu. Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah, akhirnya ia pun mati binasa. Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular tersebut di sebelah gergaji kesayangannya.

Sahabat...
Kadangkala di saat marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terluka sebenarnya adalah diri kita sendiri. Banyaknya perkataan yang terucap & tindakan yang dilakukan saat amarah
menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.

Tidak ada musuh yang tidak dapat di taklukkan oleh cinta kasih.
Tidak ada penyakit yang tidak dapat di sembuhkan oleh kasih sayang.
Tidak ada permusuhan yang tidak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tidak ada kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tidak ada batu keras yang tidak dapat di pecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari diri kita.

Ketahuilah Dendam benci/curiga/pikiran negatif, apapun itu, ia sebenarnya bagaikan ular yang membelit gergaji, telah ribuan kali muncul dalam pikiran kita
yang menusuk & membakar hati kita sendiri.

Latihlah setiap saat untuk mengampuni, memaafkan dengan tulus, mampu dengan cepat melepaskan & membuang sampah pengotor hati dan pikiran kita sendiri.

Rabu, 09 Agustus 2017

Ayah, Aku Rela Tak Berobat Meski Sakit Parah, Asal...

Agustus 09, 2017 0 Komentar
penyakit berbahaya

Setiap keluarga pasti menginginkan semua anggota keluarganya senantiasa sehat selalu.

Namun apa daya jika sebuah cobaan menimpa? Kita hanya wajib menerima, berusaha dan berdoa.

Kejadian menyedihkan kali ini terjadi pada keluarga asal Henan, Tiongkok.

Menurut China Press via WorldofBuzz, gadis berusia 7 tahun bernama Wang Yue didiagnosis penyakit Osteopetrosis.



Penyakitnya itu cukup membahayakan dimana tulang dalam tubuh menjadi lebih padat dan menebal.

Gejala penyakit ini meliputi patah tulang, produksi sel darah yang rendah, kehilangan fungsi urat syaraf.

Akibatnya, penderita bisa mengalami kebutaan, tuli, dan lumpuh pada bagian urat wajah.

Awalnya, Wang Yue menyadari penyakitnya saat sedang belajar.

Pandangannya kabur dan sulit membawa buku.



Makin hari, kondisi Wang Yue makin memburuk.

Ia pun bisa kehilangan nyawanya kapan saja.

Namun, Wang Yue menolak untuk menjalani pengobatan modern di rumah sakit.

Ia hanya minum tujuh mangkok obat-obatan tradisional tiap harinya.

Alasannya, karena ia ingin menghemat uang untuk adik kecilnya yang berusia 1 tahun.

Sang adik, ternyata memiliki penyakit yang sama dengan kakaknya.

Beruntung, orang tuanya telah menemukan sumsum tulang yang cocok dan sang pendonor telah menjalani pemeriksaan medis.

Mereka juga merencanakan untuk melangsungkan operasi sumsum tulang bagi kedua anaknya.



Sayangnya, satu biaya operasi saja mencapai 500 ribu yuan (1 miliar rupiah).

Biaya itu pun belum termasuk biaya perawatan pasca operasi.

Sang ayah telah menghabiskan uangnya untuk pengobatan sebelumnya.

Setelah meminjam uang dari keluarga dan sahabat, ayah Yue berhasil mengumpulkan 200 ribu yuan (400 juta rupiah).

Melihat kerisauan pada orang tuanya, gadis kecil Yue maju dan berkata pada ayahnya;

"Karena kita kesulitan, Yue akan menyerah saja. Yue punya tabungan, gabungkan saja dengan uang milik ayah untuk menyelamatkan adik,"

"Yue sudah besar, tidak masalah jika Yue tidak dioperas. Ini uang tabungan Yue, Ayah, tolong ambillah," ungkap Wang yue sambil mneyerahkan koin-koin yang ia punya.

Sang ayah kemudian mengulurkan tangannya yang bergetar dan menerima uang koin dari putrinya sambil meneteskan air mata.



Kisah menyentuh hati ini telah menerima perhatian dari banyak netizen.

Usaha penggalangan dana pun dibuat demi menyelamatkan nyawa kedunya. (*)

Selasa, 08 Agustus 2017

Cantik Luar-Dalam, Itulah Kecantikan Sejati

Agustus 08, 2017 0 Komentar
cantik luar dalam cantik sejati


Calvin dan Calisa menjalani pernikahan tanpa cinta. Awalnya, Calvin sama sekali tak mencintai Calisa. Teman-temannya meyakinkan Calvin bahwa Calisa wanita yang cantik. Tak hanya cantik di luar, melainkan cantik di dalam.

Tahun demi tahun berlalu. Seiring berjalannya waktu, Calvin mempercayai penilaian teman-temannya. Ia melihat dan merasakan sendiri kecantikan Calisa. Calisa bukan hanya cantik secara fisik. Ia pun mempunyai hati yang tak kalah cantik. Belum lagi hati yang lembut dan pembawaannya yang anggun. Membuat sosok Calisa makin menawan di mata Calvin.

Lama-kelamaan, cinta bersemi di hati Calvin. Ia mencintai istrinya sepenuh hati. Ia mengakui dan menghargai kecantikan Calisa. Calvin bahkan menyebut Calisa sebagai wanita cantik luar-dalam.

Lain lagi dengan kisah Rosany Caetano. Wanita 30 tahun asal Brasil itu terharu saat ayahnya yang difabel datang ke acara wisudanya. Ia sama sekali tak malu mempunyai ayah berkebutuhan khusus. Sebaliknya, Rosany bangga dengan ayahnya.

Sang ayah terlahir difabel. Ia memiliki sebelas anak, namun hanya tiga yang bertahan hidup. Salah satunya adalah Rosany. Ayahnya sering mengeluh sakit tiap kali berjalan dengan menggunakan tangan. Namun hal itu tak membuat sang ayah kehilangan semangat untuk datang ke acara wisuda putrinya yang cantik.

Ya, Rosany adalah wanita cantik. Fisiknya rupawan, begitu pula hatinya. Kalau tidak, mana mungkin ia menerima dan membanggakan ayahnya yang berkebutuhan khusus? Mencintai dan menerima tanpa syarat, kualitas tertinggi yang dapat dimiliki. Rosany memiliki kualitas itu. Kecantikan hatinya mampu membuatnya menerima keadaan sang ayah.

Soal kecantikan dan penerimaan, saya pun memiliki kisah sendiri. Sejak kecil sampai sekarang, kedua orang tua saya selalu membanggakan dan menerima diri saya. Mama-Papa tak pernah ragu memperkenalkan saya pada teman-teman mereka. Saya ingat, waktu kecil sering ikut hadir di acara-acara kantor Mama dan Papa. Sampai teman-teman kantor mengenal saya dengan baik. Well, Papa bukanlah sosok yang romantis. Ia tak pernah memeluk saya. Ciuman dari Papa hanya saya terima setahun sekali, tepatnya tiap kali meminta maaf lahir batin saat Idul Fitri.

Berbeda dengan Mama saya yang romantis dan hangat. Mama tak pernah ragu memeluk, mencium pipi, mengelus, dan merapikan rambut saya. Saat di rumah maupun di depan publik. Mama tahu kalau saya paling suka dipeluk dan dicium. Padahal semua orang tahu, bagaimana tegas dan kerasnya Mama saya. Terutama saat masih aktif di kantor dan memegang jabatan struktural selama beberapa tahun. Saat itu, Mama sering memarahi anak buahnya bila terjadi kasus yang tidak beres soal pekerjaan. Berbeda dengan Papa. Papa juga mengemban jabatan struktural, tapi tak pernah marah atau bersikap keras pada bawahan. Cara kepemimpinan Mama dan Papa amat berbeda.

Dalam kedinasan, Mama tegas dan disiplin. Namun berbeda dengan urusan anak. Sangat berbeda. Dalam penilaian saya, Mama adalah wanita cantik luar-dalam. Bagaimana tidak, beliau mau menerima keadaan saya dengan ikhlas. Merawat, membesarkan, mendidik, menjaga, membiayai, dan mengajari saya banyak hal. Tidak semua orang tua bersedia melakukan itu. Beberapa anak yang saya kenal pada akhirnya "dibuang" ke asrama dan orang tuanya tidak mempedulikannya. Orang tua seakan lepas tanggung jawab ketika sudah "membuang" anaknya yang dianggap tak sesuai harapan. Dalam hati, saya berniat akan melakukan apa yang selama ini dilakukan Mama jika saya dipercaya untuk mempunyai anak nanti. Itu pun kalau saya punya umur panjang dan kesempatan.

Waktu kecil, teman-teman memanggil saya "Bule". Dan "Boneka Barbie". Entahlah, mungkin karena saya bermata biru. Dan saya bangga karenanya. Bukan bermaksud sombong atau tebar pesona, tapi saya mencintai sesuatu yang melekat dalam diri saya. Kini setelah beranjak dewasa, ada beberapa teman yang memanggil dengan sebutan "Princess" dan "Peri Kecil". Entah kenapa saya dipanggil begitu. Mereka tahu saja, kalau saya suka diberi panggilan sayang.

Meski demikian, ada satu hal yang masih menimbulkan tanda tanya di hati saya. Mengapa banyak teman-teman saya yang berparas cantik justru single? Sedangkan teman-teman saya yang terlihat biasa saja, baik wajah, sifat, latar belakang, kondisi ekonomi, kecerdasan otak, dan ketaatan beragama, memiliki kisah cinta yang mulus. Bahkan kekasih mereka tampan dan populer. Saya dan beberapa teman yang berparas cantik malah sendiri terus. Saya coba cari jawabannya. Lama mencari dan menganalisis, akhirnya saya mendapat jawaban: kecantikan sejati adalah kecantikan di luar dan di dalam.

Cantik itu relatif. Penilaian tentang kecantikan wanita berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Ini berkaitan dengan persepsi, pandangan, kultur, dan faktor lainnya.

Kecantikan wanita adalah keseimbangan yang sempurna antara fisik dan psikis. Banyak orang yang melakukan apa saja untuk mempercantik diri. Misalnya melakukan perawatan tubuh di salon kecantikan, membeli pakaian mahal, bermake up, tampil elegan, menambahkan aksesoris, dll. Namun satu hal yang sering terlupakan: mempercantik hati dan pikiran.

Anggun, cantik, dan memesona itu harus. Ketiga hal itu harus dibangun dari dalam dan dari luar. Wajah yang cantik diimbangi dengan pikiran dan hati yang cantik pula. Tanpa kedua aspek itu, kecantikan takkan sempurna.

Sesungguhnya, kecantikan yang hakiki adalah ketika kita mampu menyeimbangkan keadaan fisik dan psikis. Saat fisik dan psikis telah seimbang, muncullah aura positif dari dalam diri kita. Output dari aura positif itu ialah pancaran inner beauty. Kecantikan alami yang terpancar sempurna dari dalam diri kita. Ketika inner beauty telah terpancar sempurna, di sanalah letak kecantikan sejati.

Pertanyaannya, bagaimana memunculkan inner beauty yang menghasilkan kecantikan sejati?

1. Perhatikan penampilan luar

Eits, jangan salah. Inner beauty memang jenis kecantikan yang terpancar dari dalam. Tapi, bukan berarti kecantikan luar terabaikan. Mulai dari hal yang paling dasar dulu. Perhatikan penampilan luar kita, Ladies. Benarkah kita sudah tampil elegan dan sempurna? Sudahkah kita memakai parfum dan aksesoris yang pas? Bagaimana gaya rambut dan riasan make up di wajah kita? Adakah kantong mata, keriput, bekas luka, atau apa pun yang dapat mengganggu penampilan? Jika masih ada, hilangkanlah. Jika sudah tak ada, bersyukurlah. Tinggal menyempurnakan penampilan luar agar lebih menawan.

2. Bersyukur

Selesai dengan penampilan luar, kita beranjak menuju kecantikan di dalam. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah bersyukur. Syukurilah kondisi fisik kita. Inilah ciptaan Tuhan yang ditetapkanNya pada diri kita. Operasi plastik bukanlah cara yang tepat untuk mensyukuri pemberian Tuhan. Masih banyak cara lain untuk mensyukurinya. Jangan pernah berhenti bersyukur atas apa pun karunia Tuhan untuk kita. Bersyukur mampu mempercepat keluarnya aura positif.

3. Berpikiran positif

Menginjak langkah selanjutnya. Langkah yang mudah diucapkan, namun sulit diaplikasikan: berpikir positif. Bagaimana caranya? Hilangkan dulu semua pikiran negatif. Gantilah dengan pikiran-pikiran positif. Akui kelebihan yang ada dalam diri kita. Jangan pernah mengingkari itu. Mengakui kelebihan bukan berarti sombong atau narsis berlebihan. Melainkan menyadari bahwa ada kelebihan tersendiri dalam diri kita. Akui pula kekurangan kita. Lihatlah kekurangan kita dari kacamata positif. Jangan anggap kekurangan sebagai alasan kita untuk berhenti tampil cantik. Jadikan kekurangan sebagai motivasi untuk tampil lebih menawan, menawan, dan menawan lagi dari sebelumnya.

4. Tersenyum

"Ah...cantiknya. Kalo kamu senyum, tambah cantik. Jangan pasang muka dingin, sadis, atau sinis terus. Kamu yang paling cantik di antara saudara-saudaramu, tapi nggak pernah senyum sama sekali."

Saya pernah mendengar ucapan itu. Dan ucapan itu dikhususkan untuk saya. Beberapa orang malah menyebut saya sombong. Namun itu dulu.

Senyum berfungsi seperti make up: memperindah wajah. Dengan senyum, wajah lebih enak dilihat. Roman muka semakin memesona saat dihiasi seulas senyuman. Tidak percaya? Cobalah sendiri. Bandingkan wajah dingin tanpa ekspresi dan wajah berhiaskan senyum, meski tipis dan nyaris tak terlihat sekali pun. Akan terlihat bedanya.

Energi positif pun dapat tercipta melalui senyum. Make up dan perawatan tubuh semahal apa pun rasanya sia-sia saja bila tanpa senyuman dan energi positif.

5. Menciptakan kebahagiaan

"Ma, mau modali aku bisnis bunga kan? Aku suka bunga...dan aku mau bisnis dengan sesuatu yang aku suka."

"Oh...selain inves saham, kamu mau bisnis bunga juga?"

"Iya. Nanti, paling nggak setahun lagi. Pas semester 7. Buat jaga-jaga. Kalo kuliah udah nggak terlalu menyita waktu, aku bisa bisnis juga. Mama mau kasih modal, kan?"

"Mau..."

Sekelumit pembicaraan di waktu malam yang membuat saya bahagia. Senangnya merencanakan masa depan dengan keluarga terdekat. Dan saya berdoa agar diberi kesempatan dan izin oleh Allah untuk merealisasikan semua rencana masa depan itu. Meski demikian, terbersit rasa takut pula. Takut rencana saya gagal, dan takut target-target saya tidak tercapai.

Poin menarik yang digarisbawahi di sini adalah menciptakan kebahagiaan. Ciptakan kebahagiaan dari hal-hal yang kita sukai. Merencanakan masa depan, merawat bunga, memulai bisnis, melakukan hobi, atau berbuat sesuatu yang membuat kita bahagia? Lakukanlah. Ketika kebahagiaan muncul, kecantikan terpancar sempurna dari dalam.

Bahagia adalah salah satu emosi positif. Emosi positif dapat memunculkan kecantikan sejati. So, hilangkan berbagai emosi negatif yang dapat merusak kecantikan. Antara lain stress, kecewa, dendam, sakit hati, dan kemarahan. Gantilah dengan emosi positif. Salah satunya kebahagiaan. Bahagia dapat tercipta dari hal-hal sederhana. Sebelum berbahagia dengan hal besar, mulailah ciptakan kebahagiaan dengan hal kecil dulu. Manisnya kebahagiaan besar baru bisa kita nikmati setelah kita menciptakan kebahagiaan dari hal kecil.

6. Hypnotherapy

Siapa bilang hypnotherapy hanya untuk mengatasi trauma, phobia, depresi, anxiety disorder, PTSD, atau masalah psikologis lainnya? Hypnotherapy dapat pula digunakan untuk memancarkan kecantikan sejati.

Tampil cantik adalah keinginan setiap wanita. Akan tetapi, sering kali keinginan itu hanya sebatas keinginan tanpa usaha yang konsisten dan ikhtiar yang nyata. Hypnotherapy membantu wanita-wanita yang ingin tampil cantik untuk memasukkan keinginannya itu dalam pikiran bawah sadar.

Masukkan keinginan untuk tampil cantik di pikiran bawah sadar. Fokuslah pada satu keinginan itu, jangan sampai tergoyahkan. Bila pikiran bawah sadar telah terpengaruh untuk tampil cantik, maka kita akan melakukan berbagai usaha untuk mewujudkan keinginan itu. Kunci utamanya adalah menanamkan motivasi untuk tampil cantik di alam bawah sadar. Motivasi yang tertanam kuat dapat membantu kita untuk mendapatkan kecantikan sejati.

Selain itu, teknik reframing dalam hypnotherapy juga dapat membantu memaknai sesuatu lebih positif. Dengan kata lain, kita dapat berpikiran positif setelah menerapkan teknik reframing. Pikiran positif memancarkan aura positif pula.

Itulah enam langkah yang dapat kita lakukan untuk memperoleh kecantikan sejati. Di akhir tulisan ini, ada sedikit pengingat untuk para pria. Kecantikan wanita bukanlah sesuatu yang dapat dipermainkan atau dijadikan perhiasan semata. Kecantikan wanita sudah sepantasnya dihargai, dijaga, dan dihormati. Bukankah pria sejati adalah pria yang menghargai dan memuliakan wanita? Wanita mendapatkan kecantikan sejati bukan semata karena ingin merebut hati para pria, namun karena diri mereka sendiri. Kecantikan telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam diri wanita. Dan kecantikan sejati hanya akan didapat bila keadaan fisik dan psikis telah seimbang. Kecantikan sejati terpancar sempurna di luar dan di dalam.

Cinta, Bisakah Dibeli dengan Materi?

Agustus 08, 2017 0 Komentar
cinta tidak dapat dibeli dengan materi


Sebagai gadis cantik dan baik hati, mudah bagi Marina untuk merebut hati para pria. Kenyataannya, kisah cinta Marina tak pernah mulus. Saat ini ia jatuh cinta pada seorang pemuda dari keluarga miskin bernama Iskandar. Entah mengapa, Marina sangat mencintainya. Padahal Iskandar sama sekali tak masuk dalam kriteria yang dicarinya. Cinta itu datang begitu saja.

Marina sangat yakin, Iskandarlah cinta sejatinya. Sebab Marina mencintai Iskandar tanpa syarat. Ia tak butuh alasan apa pun untuk mencintai pemuda itu.

Setelah memantapkan hati, Marina memperkenalkan Iskandar pada orang tuanya. Awalnya ia menyembunyikan rasa cintanya pada Iskandar. Marina takut orang tuanya tak setuju. Di luar dugaan, reaksi orang tuanya cukup positif. Mereka tak keberatan dengan pilihan putri kesayangannya. Mereka tak mempermasalahkan status dan latar belakang Iskandar.

Seiring berjalannya waktu, Marina memutuskan untuk serius dengan kisah cintanya. Tak ada lagi waktu untuk bermain-main. Terlebih Marina sudah tak mau berpacaran. Demi membuktikan keseriusannya, Marina mengajukan tawaran pada Iskandar: keluar dari lembaga tempatnya mengabdi, lalu menjalankan bisnis keluarga. Iskandar ditawari menjalankan bisnis keluarga oleh orang tua Marina. Itu pun bila Iskandar bersedia mengubah jalan hidupnya. Dari calon rohaniwan menjadi pebisnis. Marina meminta Iskandar memikirkan baik-baik tawarannya.

Tiga bulan berlalu. Akhirnya Iskandar memberikan jawaban. Ia tak bisa bersama Marina. Ia ingin tetap mengabdi di lembaga tempatnya tinggal dan belajar selama sepuluh tahun terakhir. Alasannya pun sangat tidak masuk akal menurut Marina: hanya karena tidak enak dan berutang budi pada pemimpin lembaga itu.

Perpisahan mereka berlangsung tidak elegan. Hati Marina hancur. Ia terluka dengan keputusan Iskandar. Marina menyesali diri dan kisah cintanya. Mengapa kisah cintanya tak semulus teman-temannya? Mengapa ia bisa melakukan banyak kegiatan, pernah diamanahi memimpin sebuah grup musik, sering melakukan kegiatan sosial untuk anak-anak yatim-piaatu, rajin beribadah, terjun ke dunia broadcast dan literasi, serta banyak kelebihan lainnya, justru mempunyai cerita cinta yang menyedihkan? Sementara banyak teman perempuannya yang tidak begitu cantik, cenderung pemalas, egois, dan materialistis, kehidupan cintanya begitu sempurna.

Kegagalan cintanya dengan Iskandar sukses mematahkan hati Marina. Namun Marina menghadapi siklus patah hatinya dengan elegan. Ia menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif, siaran radio, berinvestasi saham, merencanakan bisnis penjualan bunga, dan menerbitkan novel. Dalam keadaan terpuruk, Marina tak sendirian. Ronny, saudara laki-lakinya, selalu mensupportnya. Membangkitkan kembali harapan di hati Marina. Dengan semangat hidup yang kembali pulih dan support dari Ronny serta orang-orang terdekatnya, Marina mengumpulkan kembali kepingan-kepingan hatinya. Ia kini tampil semakin cantik. Wajahnya makin menawan. Penampilannya dua kali lipat lebih anggun. Marina menemukan hikmah dari kasus patah hatinya.

Meski demikian, sering kali Marina bertanya-tanya dalam hati. Mengapa Iskandar sekeras itu menolaknya? Apakah Iskandar sama sekali tak tergerak untuk hidup sukses, mapan, dan kaya? Bukankah materi bisa membahagiakan diri dan keluarganya? Benarkah Iskandar sebodoh itu dengan menolak tawaran berbisnis dari seseorang yang tulus mencintainya? Tidakkah Iskandar memikirkan keluarganya? Berbisnis bisa membuat Iskandar dan keluarganya hidup lebih baik. Tidak perlu bergantung pada lembaga yang telah menghidupi mereka selama ini. Mereka bahkan bisa keluar dari lingkaran kemiskinan dan hidup mandiri. Sebesar itukah utang budi Iskandar pada lembaga yang telah membiayai hidupnya? Sampai-sampai ia menolak peluang kesuksesan dan lebih memilih terpenjara kemiskinan seumur hidupnya di sana?

Kasus di atas memberikan cerminan baru tentang cinta. Bahwa cinta tak bisa dibeli dengan materi? Benarkah demikian?

Para pakar sosiologi mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian mereka. Dilansir dari The Mintel Research Company, orang yang mempunyai kelebihan materi mempunyai peluang besar meraih kehidupan cinta yang bahagia. Orang dengan kelebihan materi cenderung lebih selektif memilih pasangan. Semakin tinggi kemampuan finansial seseorang, semakin besar potensinya untuk meraih kehidupan cinta yang bahagia.

Uang diasosiasikan sebagai ukuran kesuksesan seseorang. Semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin ia dianggap sukses. Meski demikian, kesuksesan tak hanya mencakup aspek finansial.

Kembali ke masalah cinta, bisakah materi membelinya? Apakah cinta dapat terbeli dengan materi? Jawabannya: relatif. Tergantung pada diri tiap individu.

Ada yang berpendapat, lebih baik miskin tapi bahagia dari pada kaya tapi menderita. Mereka yang miskin membanding-bandingkan kebahagiaan diri mereka dengan orang kaya. Katanya, kekayaan tak menjamin kebahagiaan. Materi yang berlimpah bukan segalanya. Menurut mereka, orang kaya terlalu sibuk mengumpulkan harta sampai-sampai lupa meluangkan waktunya untuk orang yang mereka cintai. Kasih sayang terlupa, hanya harta yang selalu dipikirkan. Sementara orang miskin merasa paling bahagia. Walau tak berharta, tapi mereka punya cinta tanpa batas.

Apakah cinta saja cukup? Rasanya tidak. Bayangkan bila dalam sebuah pernikahan dilakukan hanya karena cinta. Lantas, dari mana sepasang suami-istri itu membiayai hidup mereka? Dari mana mereka mendapat pemasukan untuk mencukupi kebutuhan hidup? Belum lagi bila mereka memiliki anak. Tentunya perlu lebih banyak biaya lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga baru yang mereka bangun bersama. Tak perlu jauh-jauh soal anak. Segala kemungkinan harus dipikirkan. Bagaimana salah satu atau keduanya mempunyai masalah kesehatan sehingga tak bisa mendapatkan keturunan? Perlu biaya besar untuk melakukan pengobatan dan konsultasi pada dokter spesialis Urologi? Apa semua itu dapat tercukupi hanya bermodalkan cinta? Dapatkah pernikahan tanpa materi bertahan lama? Pertengkaran, konflik, lalu perceraian. Masalah ekonomi rawan membuat sebuah keluarga hancur.

Sekarang ini, kita realistis saja. Wanita jauh lebih memilih pria mapan dibanding pria yang belum mapan. Setiap orang butuh materi. Tanpa materi, hidup takkan berjalan sebagaimana mestinya. So, pilihan mereka jatuh pada pria mapan.

Sekarang, bagaimana bila ada pria yang belum mapan ditawari peluang untuk hidup lebih baik? Pria yang cerdas dan logis tentunya akan menangkap peluang ini dengan mudah. Sebaliknya, pria yang idealis dan pemikirannya klise akan menolak peluang itu dengan angkuh dan penuh harga diri. Alasannya bermacam-macam: faktor pengaruh doktrin dari luar, ajaran keyakinannya, utang budi, keterikatan dengan suatu hal tertentu, gengsi, harga diri terlalu tinggi, kesombongan tingkat akut, dan pandangan idealis yang menyatakan "lebih baik miskin tapi bahagia".

Terus terang saja. Menurut saya, pendapat orang miskin itu bahagia sangat tidak realistis. Tidak logis dan terlalu klasik. Pandangan seperti itu sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman.

Contoh nyatanya sering saya saksikan sendiri. Di dekat rumah saya, seorang anak kecil tinggal bersama ayah dan kelima saudaranya. Pekerjaan sang ayah tak menentu. Mereka hidup berdesakan di sebuah rumah kecil. Sang ibu telah lama meninggal setelah melahirkan anak bungsunya. Kelima anak itu selalu saja kelaparan. Dulu, sewaktu ibunya masih hidup, si ibu pernah menyuruh anaknya mencuri buah-buahan milik Mama saya. Itu terjadi saat mereka benar-benar kelaparan dan tak mampu membeli makanan. Kini ibu mereka telah meninggal. Anak kecil itu dan saudara-saudaranya selalu saja terlihat muram dan sedih. Sering kali Mama memberikan makanan untuk mereka. Pada awalnya, mereka hanya menerima box berisi makanan itu begitu saja tanpa ucapan terima kasih. Tanpa senyuman pula. Sekarang mereka sudah mulai berubah. Bisa mengucapkan terima kasih dan lebih ceria. Nah, begitukah potret keluarga miskin yang bahagia?

Masih di dekat rumah, ada sebuah keluarga yang memiliki tiga anak. Si bungsu masih kecil. Dia satu-satunya anak perempuan di keluarga itu. Si anak bungsu dekat dengan Mama saya. Mama sering mengajaknya masuk ke rumah. Memperlihatkah koleksi boneka-boneka cantik di sana. Anak perempuan itu ingin mempunyai koleksi boneka yang sama. Sayangnya, orang tuanya tak mampu membelikan. Sering sekali anak itu menangis dan memohon-mohon pada orang tuanya untuk membelikan koleksi boneka seperti yang ada di rumah saya. Anak itu tak sadar kondisi ekonomi orang tuanya. Mama saya yang baik dan murah hati itu beberapa kali membawa boneka-boneka itu keluar rumah.

Membiarkan si anak bermain dan berfoto dengan koleksi boneka milik saya. Melihat itu, saya hanya bisa bersyukur dalam hati. Sepanjang ingatan, tak pernah saya meminjam mainan milik teman atau tetangga waktu kecil. Mama pun melarangnya. Karena apa? Karena di rumah saya semua jenis mainan telah tersedia. Mau boneka, puzzle, Barbie, buku bacaan, bahkan mobil-mobilan pun semuanya ada. Hanya karena kami pindah rumah, banyak barang kami yang hilang. Termasuk sejumlah koleksi mainan masa kecil. Tapi kalau urusan boneka, kami masih membelinya sampai sekarang. Kembali lagi ke anak perempuan dan keluarganya, ternyata mereka sering berutang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Seperti inikah potret keluarga bahagia tanpa kecukupan materi?

Lain lagi dengan mantan supir keluarga kami. Dia memiliki banyak anak dan cucu. Anak-anaknya hanya bisa disekolahkan sampai tingkat sekolah menengah. Menikah muda dan hidup miskin, nampaknya sudah menjadi kebiasaan si mantan supir dan keluarganya. Kini saat keluarga kami sudah tidak memerlukan supir lagi, kami masih berhubungan baik dengannya. Tiap Lebaran, saat keluarga kami membukakan pintu lebar-lebar dan menyambut para tamu, mantan supir kami itu selalu datang. Ia selalu datang paling akhir saat para tamu lainnya sudah pulang. Mama tak pernah lupa menyiapkan uang dan bingkisan untuknya. Apakah keluarga semacam itu bahagia dengan kemiskinannya?

Waktu masih sekolah dua tahun lalu, saya mencoba berteman dengan siapa saja. Tidak memandang etnis, agama, dan status sosial ekonomi. Saya sering dicurhati teman-teman yang terhimpit secara ekonomi. Mereka sering mengeluh tidak punya cukup uang untuk membeli peralatan sekolah, tak bisa jalan-jalan dan wisata kuliner, serta bermacam keluhan lainnya. Selama berinteraksi dengan mereka, saya perhatikan ada beban keletihan di wajah mereka. Ada pula rasa pesimis dan putus asa. Selain itu, mereka cenderung underestimate dan menarik diri dari pergaulan. Berbeda dengan "geng OSIS" dan "grup ekstrakurikuler" yang saya ikuti. Lebih percaya diri, ekstrovert, optimis, dan dianggap anak populer serta idola sekolah. Anak-anak hits pokoknya. Bagaimana tidak hits? Rapat organisasi saja bisa di cafe? So, lebih bahagia mana? Mereka yang dari keluarga miskin atau keluarga yang berkecukupan?

Materi memang bukan segalanya. Materi juga tidak bisa sepenuhnya disamakan dengan cinta. Akan tetapi, materi tetaplah penting dan menjadi ukuran kebahagiaan. Sekali lagi, antara cinta dan materi itu relatif. Pada akhirnya, semua kembali ke diri masing-masing. Karena tiap orang berbeda-beda.

Artikel asli ditulis oleh mbak Latifah Maurinta pada Kompasiana.

Hijab, Paksaan ataukah Pilihan?

Agustus 08, 2017 0 Komentar
hijab fashion


Hijab, sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi wanita Muslimah. Ada pula yang menyebutnya kerudung, jilbab, pakaian tertutup, atau apa pun itu. Namun saya lebih nyaman menyebut kata hijab. Terdengar lebih indah dan enak diucapkan.

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat tersebut merupakan ayat ke-59 dari Surah Al Ahzab. Sering kali ayat ini digunakan sebagai dalil untuk mewajibkan wanita Muslimah berhijab.

Nah, kita lihat dulu asbabun nuzul (penyebab turunnya ayat) tersebut. Ibnu Sa'ad dalam kitabnya, at-Thabaqaat meriwayatkan, saat itu istri-istri Rasulullah sering diganggu orang fasik saat mereka keluar rumah. Mereka melaporkan kejadian itu pada Rasulullah. Nabi menegur orang-orang fasik itu. Kata mereka, hanya wanita budak yang mereka ganggu. Lalu turunlah ayat itu. Perintah untuk menggunakan hijab. Sejak memakai hijab, istri-istri Rasulullah dan wanita mukmin tak lagi diganggu. Hijab menjadi identitas dan pemberi rasa aman bagi wanita Mukmin yang merdeka.

Yang merdeka? Bagaimana dengan wanita Muslimah yang masih menjadi budak? Di masa kekhalifannya, Umar melarang budak memakai hijab. Hijab hanya untuk wanita Muslimah yang merdeka. Praktis, budak yang beragama Islam sekali pun tidak boleh memakai hijab. Aurat mereka sama dengan aurat pria: dari pusar sampai bawah lutut.

Masalah hijab masih menjadi pertentangan para ulama. Jangankan hijab, aurat pun antara pendapat ulama satu dengan yang lainnya tak sama.

Itulah ulasan hijab dari sisi teologisnya. Singkat saja. Sekarang kita fokus membahas hijab dari sisi psikologis wanita Muslimah.

Saya ingin sedikit bercerita dan mengakui satu hal. Terserah apa pun penilaian pembaca pada saya setelah ini. Beberapa tahun lalu, saya pernah berhijab. Tapi hanya bertahan kurang lebih setahun. Setelah itu, saya memutuskan lepas hijab.

Pengakuan ini baru berani saya ungkapkan setelah beberapa tahun berlalu. Saya tak peduli apakah setelah ini saya akan di-judge negatif, dianggap wanita tidak benar, tidak punya prinsip, wanita penggoda, atau semacamnya. Stay cool, itulah yang akan saya lakukan. Namun bagi orang-orang dekat dan memahami saya, mudah-mudahan kalian mengerti dan percaya: saya melepas hijab dengan alasan yang kuat. Terserah kalian akan berhenti menyayangi saya, atau berhenti mempercayai saya setelah membaca tulisan ini.

Berhijab itu tidak mudah. Ratusan kali saya memikirkannya sebelum memutuskan untuk berhijab. Pertama kali terbersit niat untuk berhijab adalah ketika melihat beberapa teman saya mengenakannya. Cantik dan anggun sekali. Aura mereka terpancar begitu kuatnya. Hati saya tergerak untuk mengenakan hijab pula.

Akhirnya, saya pun berhijab. Teman-teman merasa senang dan memberi selamat. Salah seorang kakak kelas bahkan meminta saya untuk tidak lepas hijab lagi. Tiga tahun berlalu, dan saya masih ingat ucapannya itu. Saya masih sering sedih dan bersalah tiap kali mengingatnya.

Awalnya, saya menikmati masa-masa indah berhijab. Bahkan saya mulai mengenakan hijab yang modis. Bagi saya, berhijab yes, modis yes. Jangan sampai selera fashion hilang hanya karena hijab.

Namun, lama-kelamaan saya merasa ada yang salah. Saya mulai tidak nyaman. Pergulatan batin melanda diri saya. Rasanya hijab ini bukan pilihan terbaik. Saya mulai gelisah dan tidak nyaman dengan hijab yang saya pakai. Saya kehilangan diri saya saat berhijab. Bukannya ketenangan yang didapat, saya malah resah dan gelisah.

Mulailah saya pertimbangkan untuk lepas hijab. Di sini, orang tua dan keluarga tidak ikut campur. Mereka tahu, saya tidak suka dilarang atau dihalangi saat akan melakukan sesuatu. Mereka pun menerima keputusan final saya. Praktis saya tidak melibatkan mereka dalam urusan ini. Cukup diri saya sendiri yang memikirkan, mempertimbangkan, dan memutuskan.

Setelah melewati perenungan panjang di masa liburan, akhirnya saya putuskan untuk tidak lagi memakai hijab. Keputusan ini saya buat sendiri, tanpa campur tangan siapa pun. Bahkan teman-teman terdekat saya tak tahu. Alasannya sederhana: ketidaksiapan dan adanya beban.

Setelah melepas hijab, saya kembali menemukan diri saya yang hilang. Rasanya hati menjadi tenang. Tak ada lagi beban. Bahkan saya bisa beribadah lebih baik lagi. Shalat, membaca Al-quran, dan memperdalam ilmu agama. Berkebalikan dengan kisah kesaksian orang-orang yang berhijab. Hati mereka baru terasa tenang setelah hijab menutup rambut dan tubuh mereka. Justru saya mendapat ketenangan dan kekhusyukan beribadah setelah lepas hijab. Aneh, misterius, dan tak terkira.

Teman-teman dekat mengerti dan menghormati keputusan saya. Begitu pula keluarga. Mereka tidak mempermasalahkan. Anehnya, beberapa tahun sebelumnya sepupu saya sempat lepas hijab. Langsung saja ia diprotes Auntie-nya yang alim dan bercadar. Sedangkan saya? Sama sekali tak dikomentari dan tetap diperlakukan dengan hangat serta penuh kasih sayang.

Satu-dua orang bertanya. Saya tersenyum saja tanpa menjawab. Sulit untuk menjelaskan pada mereka. Mau protes silakan saja. So what? Toh ini hidup saya. Mereka takkan dirugikan jika saya lepas hijab. Memangnya saya minta mereka menanggung risikonya? Tidak, kan? Mau protes dan mencaci-maki sekeras apa pun, takkan saya dengar. Saya hanya akan mendengarkan orang-orang yang saya percayai, cintai, dan sayangi. Selebihnya, saya tak peduli ucapan orang lain menyangkut diri saya.

artikel keuangan dan keluarga

Itu hanya satu-dua orang. Selebihnya, tak ada lagi yang bertanya. Mungkin mereka takut cari gara-gara dengan saya. Takut saya tidak mau membantu mereka lagi dalam urusan akademik, relasi dengan lawan jenis, motivasi, atau hypnotherapy. Sungguh, saya bukan bermaksud sombong atau bersikap seenaknya. Memang begitu kenyataannya.

Lingkungan universitas tempat saya melanjutkan studi bernuansa Islami. Saya berteman dengan beberapa akhwat berhijab yang telah memutuskan untuk berhijrah. So far, mereka memahami saya. Mereka tidak mempermasalahkan style berpakaian saya yang berbeda dari mereka.

Sepupu-sepupu saya yang perempuan berhijab. Saat saya bersama mereka, itu pun tak masalah. Saya malah senang karena bisa tampil beda dan lebih stylish. Toh saya senang tampil beda dari pada yang lain. Tampil sama dan mengikuti orang lain hanya akan membuat diri kita terlihat biasa-biasa saja dan sulit dikenali.

Lucunya, saya sering dikira non-Muslim karena tak berhijab. Bahkan tahun lalu saya pernah menerima ucapan selamat saat tiba hari raya agama lain. Biarlah mereka penasaran. Saya senang membuat orang lain penasaran.

Saya juga mempunyai pengalaman pahit dengan tiga orang akhwat berhijab. Tidak semua wanita yang anggun berhijab itu baik. Beberapa di antara mereka pernah menyalahgunakan kepercayaan saya. Ingkar janji, membocorkan rahasia saya, menusuk saya dari belakang, memanfaatkan kebaikan lalu pergi meninggalkan saya, dan mengeluarkan saya dari tim padahal saya telah mengerjakan semua tugas mereka.

Saya jadi paranoid dan tak terlalu percaya lagi pada hijab. Tak semua yang tersimpan di balik hijab itu baik. Bisa saja luarnya alim dan tertutup rapat, namun dalamnya fake dan punya niat jahat. Buat apa tubuh berhijab tapi hati tidak berhijab? Maaf bila saya terlalu to the point dan berterus terang. Maaf bila keterusterangan saya menyakiti hati pembaca.

Sekarang hati saya lega. Saya telah mengakuinya. Silakan pembaca mau menilai apa pada diri saya. Bagi mereka yang benar-benar peduli dan mengerti saya, mereka takkan meninggalkan saya. Sekali lagi, penilaian akhir kembali ke tangan kalian.

Cerita di atas menggambarkan sulitnya berhijab bagi wanita. Ya, hijab memang tak semudah dan seindah tampilannya. Ada berbagai konsekuensi saat seorang wanita memutuskan untuk berhijab. Bukan hanya aurat yang dijaga rapat-rapat, sikap dan tingkah laku mereka pun mesti dijaga. Jangan sampai tampil anggun dengan hijab, tapi hati dan akhlak jauh dari kesan yang baik. Penampilan kita boleh di-upgrade dengan hijab yang cantik. Tapi jangan lupa memperindah hati dan akhlak kita.

Sebenarnya, apa alasan wanita untuk memakai hijab? Banyak sekali alasannya.

Murni menjalankan syariat Islam

Ini alasan ideal dan paling baik. Semata demi mencari ridha Allah. Ingin berhijrah dan menaati perintah Allah. Motivasi untuk berhijab datang dari diri sendiri. Tanpa paksaan atau campur tangan pihak lain.

Menjaga diri

Hijab bisa menjadi pelindung dan pemberi rasa aman. Wanita seksi dengan pakaian terbuka yang memperlihatkan body-nya mudah dilirik, tapi mudah juga diganggu. Sedangkan wanita berpakaian tertutup, apa lagi berhijab, lebih kecil kemungkinannya untuk diganggu. Terkadang wanita mencari rasa aman dengan hijab. Dengan begitu, mereka tak perlu takut digoda atau diganggu.

Pelarian

Nah, inilah alasan yang paling tidak masuk akal. Seorang wanita berhijab demi pelarian. Misalnya karena patah hati, mengalami kebotakan akibat kemoterapi, atau malu dengan penampilannya. Dulu saya patah hati di tengah proses berhijab. Sekarang saya patah hati lagi, namun tak ingin mengulang kesalahan yang sama. Jangan sampai kita berhijab hanya karena pelarian. Apa pun yang kita lakukan, tidak akan baik kalau motifnya pelarian. Percayalah, sudah pernah saya rasakan sendiri. Bila patah hati, jangan buru-buru memutuskan untuk berhijab. Demi pelampiasan, atau demi pencitraan di depan mantan. Pura-pura berhijrah padahal hati masih diliputi dendam membara. Ada banyak cara untuk menghadapi patah hati dengan elegan. Bila berhijab untuk menyembunyikan penampilan, pikirkan ulang keputusan kita. Jangan paksakan saat hati belum siap. Selagi masih ada cara lain untuk menutupi penampilan yang kurang oke, gunakan saja cara lain. Dari pada harus berhijab tapi hati belum siap.

Dipengaruhi orang lain

"Tiwi...kamu cantik banget ya kalo berhijab."

"Berhijab dong kayak aku. Nanti banyak yang deketin buat ta'aruf lho."

Sering kali pujian dan rayuan orang lain mempengaruhi kita. Demi mendapat pujian, kita rela mengubah penampilan. Hijab sudah ada kaitannya dengan agama. Jika ingin berhijab, lakukan dengan kesadaran sendiri. Teman kita berhijab, jangan ikut-ikutan kalau kita tak siap. Saat ini hijab sudah menjadi trend fashion. Ingatlah, hijab bukan lifestyle. Hijab berkaitan dengan spiritualitas. Hijab bukanlah ajang gaya-gayaan dan tebar pesona. Jangan harap setelah berhijab kita akan disukai banyak pria. Jodoh sudah diatur oleh Allah. Bukankah tiap manusia diciptakan berpasang-pasangan? Berhijab atau tidak, jodoh kita sudah ada ketentuannya siapa dan kapan datangnya.

Berhijab karena cinta

"Sayang...aku mau nikah sama kamu. Tapi kamu berhijab ya?"

"Iya, Sayang. Demi kamu, apa sih yang nggak? Aku bakalan berhijab biar kamu senang."

Buat para wanita, jangan mau diatur dan dikendalikan seenaknya oleh pria. Memang status pria adalah suami, imam, dan pemimpin keluarga. Tidak berarti kita menjadi "boneka" yang mau diatur-atur dan diubah prinsipnya. Miliki prinsip yang kuat. Jangan mau berhijab hanya karena cinta. Berhijablah ketika hati kita telah siap. Berhijab karena Allah, bukan karena cinta pada manusia. Jika dia benar-benar mencintai kita, dia akan menerima kita apa adanya. Dia takkan mempermasalahkan penampilan kita, takkan memaksa atau menuntut kita berhijab.

Aturan

Beberapa universitas, sekolah, dan instansi mewajibkan anggota wanita berhijab. Kalau soal aturan, tak bisa dilawan. Kecuali bila kita siap keluar dari instansi itu. Biasanya, wanita yang belum siap berhijab hanya akan memakai hijabnya saat mengikuti kegiatan di sana. Selebihnya mereka beraktivitas di luar tanpa hijab. Aturan ini bisa menjadi beban, bisa menjadi hidayah pula. Tergantung bagaimana kita memandangnya.

Keenam alasan itulah yang menjadikan seorang wanita berhijab. Hijab adalah pilihan, bukan paksaan. Sama seperti beragama atau memeluk kepercayaan tertentu. Hijab tak bisa dipaksakan. Keputusan untuk berhijab kembali ke diri kita masing-masing.

Jika sudah siap, berhijablah. Jika belum siap, jangan paksakan. Allah melihat iman dan amal kita, bukan penampilan kita. Jangan pernah memaksakan diri sendiri dan orang lain untuk berhijab. Yang lebih utama adalah memperbaiki akhlak, memperindah hati, meningkatkan iman, dan menaikkan kualitas ibadah kita. Baik-tidaknya kualitas wanita tidak dilihat dari hijabnya, tapi dari akhlak dan kebaikan hatinya. Tidak berhijab asalkan kualitas ibadah meningkat, kepekaan sosial bertambah, dan hati terus dilembutkan. Iman sejati itu membebaskan dan tidak membebani. Jadilah diri sendiri, berhijab ataupun tidak. Karena berhijab itu pilihan.

Senin, 07 Agustus 2017

Penyesalan Suami Yang Akan Menceraikan Isterinya

Agustus 07, 2017 0 Komentar
penyesalan suami yang akan menceraikan isterinya


Nina dan Herman adalah sepasang suami istri yang telah menjalani hubungan pacaran 10 tahun lamanya. Akhirnya mereka menikah dan menjalani bahtera rumah tangga sebagaimana orang lainnya. Di tahun pertama, kedua dan ketiga, kisah cinta ini begitu manis. Apalagi keduanya dikaruniai seorang putra bernama Lilo.

Tahun keempat rumah tangga Nina dan Herman mulai terasa agak berat. Mengasuh anak menjadi hal yang harus mereka pelajari bersama. Namun berbekal dukungan orang tua dan rasa cinta mereka, apapun selalu ada solusinya dan mereka bisa melewati masa sulit tersebut.

Beberapa tahun berlalu hingga Lilo sudah menginjak kelas empat SD. Mengasuh satu anak hingga sebesar ini rupanya membuat Herman ingin memiliki anak lagi. Namun Nina agak menolak, dengan alasan masih ingin mengecek ke dokter perihal kondisinya.

Namun kondisi ini beberapa kali terjadi hingga setengah tahun lamanya. Membuat Herman sedikit berpaling dari Nina. Apalagi di kantor, ada seorang sekretaris baru yang membuat Herman merasa nyaman bernama Jenny. Sedikit demi sedikit Jenny mulai menguasai pikiran dan hidup Herman. Membuatnya jarang pulang tepat waktu dan membuat Nina heran.

“Kok sering pulang telat, Mas?” tanya Nina.

“Lembur..” Herman menjawab pendek sambil mengganti pakaiannya. Ia sebenarnya masih mencintai Nina, namun di sisi lain ia makin dekat dengan Jenny. Ia merasa hubungannya dengan Nina hambar serta membosankan akhir-akhir ini. Kali ini bukan karena Nina menolak punya anak lagi, namun kesibukan Nina dan Herman membuat pria ini merasa jarak mereka makin jauh dan Nina seolah tak melihat hal itu sama sekali.

Kehidupan pernikahan Nina dan Herman makin menjemukan. Nina makin bekerja keras dalam karirnya sehingga fokusnya seringkali hanya pada anak dan karir. Nina memang lebih pendiam setelah Lilo masuk sekolah, tapi Herman pikir mungkin hal ini disebabkan oleh keperluan anak mereka yang makin banyak. tetapi sebenarnya Nina menyimpan rahasia yang agak dalam, karena tidak mau suaminya sampai bersedih. Ia benar-benar sangat menjaga perasaan suaminya. Sesekali hubungan Nina dan Herman menegang oleh pertengkaran-pertengkaran kecil. Herman sering pulang malam dan Nina mulai curiga dengan apa yang dilakukan Herman di luar rumah.

“Aku kerja. Aku kan juga nggak pernah protes ketika kamu pulang malam, Nina,” kata Herman dengan nada tinggi.

“Kamu berubah, Mas. Kerja juga nggak mungkin pulang malam terus kan?” Nina membalas.

Herman mendengus sebal dan menyahut, “Kamu tanya saja sendiri pada dirimu, kenapa aku jadi nggak betah. Kamu terlalu sibuk dengan karirmu, aku juga bisa kalau begini caranya.” Ia sebenarnya sakit mengucapkan hal ini pada Nina. Namun emosinya sudah lama tertahan dan kali ini ia merasa muak pada omelan istrinya.

Jenny juga mulai berani mempengaruhi Herman untuk menceraikan istrinya. Awalnya Herman ragu, namun makin sering ia dan Nina bertengkar di belakang anaknya. Hal ini mulai membuat Herman merasa tidak nyaman. Ia pun mulai menyampaikan keinginannya untuk bercerai. Tentu saja hal ini membuat Nina hancur setengah mati. Ia menolak perceraian itu karena tidak ingin Lilo merasakan keluarga yang retak dan tentu saja perceraian adalah hal yang sangat dibenci Allah SWT.

Namun Herman makin menghancurkan hatinya karena menyodorkan surat pengajuan cerai beberapa hari setelah ia menyampaikan keinginannya itu. Semalaman Nina memandangi surat cerai terhampar di meja kerjanya, sementara Herman tidur dengan tidak nyenyak di ranjangnya. Keesokan paginya, Nina menyerahkan surat itu pada Herman dengan mata sembab karena sesekali berdoa sambil menangis meminta petunjuk kepada Allah SWT, hingga belum tidur semalaman. Ia berfikir tidak ada gunanya ia marah ataupun kecewa, karena tugas seorang istri dalam Islam adalah untuk mentaati suaminya dan mencoba bersabar dengan segala ujian yang diberikannya.

Ia sadar betul sesungguhnya Allah-lah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Allah memberikan petunjuk kepada yang Dia

kehendaki ataupun juga menyesatkan kepada siapa yang Dia kehendaki, seperti firman Allah:

” Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS. Al-Qashash : 56)

“Aku akan menandatanganinya setelah 30 hari. Dalam 30 hari itu, aku ingin Mas selalu menggendong aku dari ranjang ke meja makan untuk sarapan setiap pagi. Juga dari ruang keluarga ke kamar tidur setiap malam,” ujar Nina dengan suara setengah serak seperti orang yang semalaman belum tidur.

Herman agak aneh dengan permintaan istrinya, namun ia tetap menyanggupi permintaan itu. Ia pikir istrinya hanya ingin mengulur waktu cerai dan membuat Herman kembali. Mendengar cerita itu, Jenny sedikit menertawai ulah Nina. “Ada-ada saja. Setelah kondisi seperti ini, baru istrimu merajuk untuk bisa kembali.”

Begitulah, sesuai janjinya, Herman selalu menggendong Nina setiap pagi dan malam. Ia bisa merasakan Nina lebih bersandar padanya, namun di sisi lain Herman berpikir bahwa Nina mungkin juga sedang menikmati momen-momen akhir bersamanya. Sebentar lagi Herman tetap akan menceraikannya dan membawa Jenny dalam kehidupan barunya.

Pemandangan romantis antara Nina dan Herman membuat Lilo kadang bersorak pada kedua orang tuanya itu. “Wah, papa mama romantis banget,” ujarnya girang. Hal ini membuat Herman sedikit berbesar hati., namun ia meneguhkan dirinya agar tak mudah ternakan suasana Sementara Nina hanya tersenyum penuh makna sambil bergelayut di leher suaminya ketika digendong.

Diam-diam, Herman merasa istrinya makin kurus dari hari ke hari. Setiap gendongannya terasa makin ringan. Herman memandangi wajah istrinya sesekali ketika menggendongnya sembari mengecup keningnya. Nina nampak lelah belakangan ini, kantung matanya sering kelihatan membesar dan ia sering menyandarkan kepalanya ke dada Herman. Hal ini membuat Herman mulai ragu dengan keputusannya bercerai, ada kehangatan merasuk di dadanya setiap kali menggendong Nina.

Tanpa terasa, Herman mulai merasakan cinta kembali bersemi pada hubungannya dengan Nina. Ia merasa istrinya makin cantik dari hari ke hari, hingga hari-hari penandatanganan surat ceri itu makin dekat. Saat Herman hendak menggendong Nina di pagi hari ke 31, Nina menahan tangan Herman.

“Kan hari ini sudah lewat. Kamu nggak perlu gendong aku lagi, Mas.” Herman tersenyum saja dan membawa Nina ke meja makan. Ia menyajikan sarapan lalu mengecup kening Nina, “Sarapan aja, Nina. Selamat pagi.” Begitulah Nina dan Herman menghabiskan sarapan mereka dengan lebih hangat dan mesra. Namun di akhir sesi sarapan, Nina memberikan surat cerai yang sudah ditandatangani dan dibungkus amplop.

“Ini, Mas. Terima kasih selama ini sudah mencintaiku,” ujarnya sambil menitikkan air mata. Herman terpana, namun surat itu diterimanya lalu sebelum berangkat ke kantor, Herman memeluk Nina.

Di kantor, Herman mengatakan pada Jenny bahwa ia mengurungkan niatnya bercerai. Tentu saja wanita itu begitu kesal dan menampar herman keras-keras. Herman tahu dengan konsekwensi ini, ia siap menerimanya karena sejauh ini ia dan Jenny belum sampai berhubungan badan. Ia bersyukur masih bisa mengendalikan dirinya selama ini dari berzina.

Sekarang yang ada di benaknya adalah Nina. Ia masih ingat dengan bulir air mata Nina yang hangat jatuh di tangannya tadi pagi. Herman merasakan cinta itu dan tak sabar ingin segera pulang. Ia bahkan menyempatkan diri membeli buket bunga paling indah kesukaan Nina dan bergegas pulang sore itu.

Sesampainya di rumah, Herman memanggil-manggil nama istrinya. Namun ia tak juga mendengar jawaban. Hingga ia melihat Nina di kamarnya, tidur dengan piyama yang masih melekat di tubuhnya tadi pagi. Namun saat Herman mendekatinya, Nina sudah tidak bernyawa lagi. Herman tidak percaya, bagaimana mungkin Nina bisa meninggal? Ia menggoncang-goncang tubuh dan wajah Nina sambil memanggil namanya.

Kepergian Nina menjadi penyesalan yang tak terperi bagi Herman. Rupanya selama ini Nina mengidap penyakit parah yang tak sempat disampaikannya pada Herman. Di kala istrinya itu tengah memikirkan sendirian dan berjuang melawan penyakitnya, Herman malah sibuk dengan rencana perceraian mereka. Nina dimakamkan keesokan harinya, diiringi rasa sedih dan duka dari Herman dan putra mereka, Lilo.

“Dan sebagian dari dari tanda-tanda kebesaran Nya adalah Dia menciptakan pasangan–pasangan bagi kalian dari jenis kalian, agar kalian merasa tenang pada pasangan kalian dan Dia menjadikan diantara kalian rasa kasih sayang dan cinta. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda bagi orang-orang yang berfikir.”(QS. Ar-Ruum: 21) 

Kenalan dengan 10 Vlogger Hijab Cantik yang Populer di Indonesia

Agustus 07, 2017 0 Komentar
Vlogger Hijab Cantik


Wanita berhijab Indonesia kini lebih kreatif. Tidak hanya cantik tapi mereka juga punya konten-konten video di YouTube yang menginspirasi. Berikut sepuluh vlogger hijab Indonesia yang cantik dan punya banyak subscriber.

1. Natasha Farani
Natasha Farani.

Nama Natasha Farani sudah tidak asing lagi di kalangan hijabers. Ia merupakan salah satu video blogger (vlogger) wanita yang rajin mengunggah video tutorial hijab ke dalam akun YouTubenya. Jumlah subscriber dari akun You Tube Natasha saat ini lebih dari 189 ribu.

Awal-awal membuat video, wanita yang akrab disapa Tasha ini mengunggah tutorial hijab saja. Namun seiring berjalannya waktu, Tasha juga mengunggah tutorial makeup dan kegiatan sehari-harinya termasuk soal pernikahannya.

2. Linda Kayhz
Linda Kayhz.

Linda mulai menjadi vlogger ketika dia mendapat banyak pertanyaan dari followernya di Twitter mengenai tips makeup. Saat itu dia memang dikenal sebagai makeup artist. "Aku nggak bisa balas satu-satu karena banyak sekali yang nanya. Akhirnya aku kepikiran bikin video di YouTube jadi bisa jelasin lebih detail," tuturnya saat berbincang dengan Wolipop beberapa waktu lalu.

Video Linda di YouTube ini banyak disukai penonton. Berbagai macam tips hingga review produk kecantikan diberikan Linda kepada penonton videonya. Penontonnya sudah ratusan ribu dan jumlah subsciber Linda pun mencapai 174 ribuan.

3. Gita Savitri Devi
Gita Savitri Putri.

Gita Savitri Devi, hijabers muda ini bukan hanya berparas cantik. Dia diidolakan karena kemampuannya berolah vokal dan vlognya yang dianggap cukup informatif dan menginspirasi anak muda. Gita saat ini menuntut ilmu di Jerman.

Melalui blog dan vlog buatannya, ia kerap menceritakan bagaimana kuliah di negara asing dan suka-duka di baliknya. Kesehariannya selama berada di Jerman juga dituangkan dalam videonya di YouTube yang sudah memiliki lebih dari 211 ribu subscriber itu.

4. Ini Vindy
Ini Vindy.

Akun You Tube dengan nama Ini Vindy dikenal setelah sang pemilik akun Vindy Harfrida itu membuat tutorial makeup karakter menjadi Presiden Jokowi. Vindy yang berasal dari Malang langsung melejit popularitasnya hingga kini akunnya memiliki lebih dari 164 ribu subscriber.

Pada saat film The Conjuring 2 tayang, nama Vindy juga kembali viral karena dia membuat tutorial makeup menjadi hantu biarawati Valak. Video makeup karakter yang mendominasi konten akun YouTube Vindy.

5. Cheryl Raissa
Cheryl Raissa.

Cheryl Raissa sudah eksis di YouTube dengan video tutorial makeup dan hijab sejak lima tahun lalu. Namun baru dua tahun belakangan dia mulai konsisten mengisi channel YouTube atas namanya.

Cheryl menginspirasi wanita lainnya melalui tutorial makeup yang diberikannya. Beberapa kali ia juga memberikan info tentang deretan produk kecantikan. Sesekali Cheryl pun memberikan tutorial hijab.

6. Ria Ricis
Ria Ricis.

Sebelum kini nge-vlog, Ria Ricis lebih dulu populer melalui akun Instagram miliknya. Di media sosialnya itu, adik Oki Setiana Dewi ini terkenal dengan video lucu dan meme buatannya yang menghibur.

Ciri khas menyajikan hiburan itu pun dibawa Ria ke akun YouTube miliknya Ricis Official. Video Ricis yang paling populer membahas soal mainan squishy yang penontonnya sudah mencapai jutaan. Tak heran bila beberapa video Ricis sudah ditonton jutaan kali karena subscriber-nya juga mencapai 1,3 juta.

7. Dhana Xaviera
Dhana Xaviera.

Dhana Xaviera membuat vlog sejak tiga tahun lalu namun baru benar-benar konsisten mengunggah video tutorial makeup dua tahun belakangan ini. Kemunculannya disukai penonton karena gayanya ngevlog yang khas anak muda. Hingga saat ini jumlah subscriber video Dhana yang mulai berhijab di 2016, sudah mencapai lebih dari 68 ribu.

8. Fathi NRM
Fathi NRM.

Fathi Nurimaniah atau lebih dikenal dengan nama Fathi NRM ini juga cantik dan populer di YouTube. Fathi menginspirasi para hijabers melalui tips dan tutorial makeup serta review produk yang diberikannya.

Dalam memberikan tutorial makeup, dia juga memahami kebutuhan penonton videonya yang sebagian besar masih muda. Misalnya saja tutorial makeup kondangan, bridesmaid, wisuda hingga makeup untuk buka bersama. Tak jarang, wanita dengan subsciber lebih dari 74 ribu itu juga memberikan tutorial hijab dengan kreasi beragam.

9. Irna Dewi
Irna Dewi.

Irna Dewi juga termasuk salah satu hijabers cantik dengan jumlah subscriber lebih dari 71 ribu. Irna Dewi lebih dikenal dengan tutorial makeup dan review berbagai produk kecantikan. Ia juga sering memberikan tips-tips makeup. Dalam beberapa kesempatan Irna Dewi berbagi video mengenai traveling bersama keluarga juga tutorial hijab.

10. Sari Endah Pratiwi
Sari Endah Pratiwi.

Sari Endah Pratiwi memiliki jumlah subscriber lebih dari 50 ribu. Meski videonya belum banyak namun ia dikenal dengan video tutorial makeup-nya. Ada pula tutorial hijab yang diberikan Sari Endah Pratiwi sudah ditonton lebih dari 3,3 juta kali.



Share jika ada manfaatnya, ya...

Minggu, 06 Agustus 2017

Realita Emak-Emak Indonesia

Agustus 06, 2017 0 Komentar
fakta ibu ibu


Ditulis berdasarkan survey dari beberapa responden; keluarga, kerabat, teman, dan tetangga. Jika ada kesamaan, mungkin hanya kebetulan. Tidak direkomendasikan buat yg baperan

1. Bangun sepagi apapun tetap saja panik dan grasa-grusu, apalagi kalo punya anak kecil yg baru sekolah

2. Semua pekerjaan dapur bisa dihandle kecuali masang galon

3. Dituntut menguasai banyak bidang vital dalam kehidupan. Bisa jadi ekonom, akuntan, pebisnis, public relations, guru, ustadzah, masterchef, dll. Sementara suami cukup jadi teknisi dan sekali-sekali politikus

4. Harus senantiasa strong, gak boleh berlama-lama sakit. Sakit dua hari biasanya dipersingkat jadi sehari. Kebalikan dengan sebagian suami-suami yg kadang sakit sehari berpotensi mark-up jadi dua hari.

5. Ada tiga media sosial konvensional tempat emak-emak sharing informasi faktual, yaitu arisan, ruang tunggu jemputan anak di sekolah, dan tukang sayur

6. Ada dua hal yang mustahil dilakukan ketika punya anak usia 1 hingga 3 tahun, yaitu nonton bioskop dan menamatkan bacaan novel

7. Jarang menikmati liburan. Jika rekreasi bersama suami dan anak-anak, sebenarnya bukan rekreasi, tapi hanya memindahkan lokasi rumah ke tempat rekreasi

8. Diantara 100 resep masakan atau kue yang disave as, yg dipraktekin baru sekitar 10 persen

9. Salah satu sumber kegalauan tingkat dewa adalah ketika tupperware belum dibalikin tetangga

10. Salah satu sumber kebahagiaan sederhana adalah ketika melihat ada emak-emak lain yg lebih gemuk darinya

11. dan salah satu ironi adalah ketika program diet gak sejalan dengan porsi makan yg selalu dobel karena sisa makanan anak yg sayang dibuang

12. Jika beli suplemen diet, maka maksimal 50 persen dikonsumsi, 50 persennya dikoleksi. Dan pajangan.

13. Melihat baju anak di toko, harga 100 ribu, gak minat. Tapi ketika baju yg sama dengan harga yg sama, tinggal ditambahin tulisan diskon 50% dari harga 200 ribu, mendadak minat.

14. Mengganti terminologi "bagus" dengan kata "lucu" atau "unik" untuk meyakinkan suami pada suatu barang yg layak beli

15. Wanita lebih sering menggunakan hati ketimbang otak. Kebalikan dengan pria. Karenanya emak-emak lebih sering memecahkan masalah dengan spontan nangis, sementara suami lebih sering dengan spontan ngeles

16. Permasalahan rumah tangga biasanya disikapi dengan dua cara, disave atau didelete. Itupun yg didelete suatu waktu masih bisa direstore dari recycle bin. Sementara suami lebih cenderung delete dan install ulang.

17. Kalo suami bikin kesalahan, dia marah, suami minta maaf.
Giliran dia yg salah, suami marah, dia nangis, eeh suami lagi yg minta maaf. Di mana keadilaaan?

18. Silahkan yg mau tambahin.

Namun, dibalik itu, sekuat apapun suami, se-superior apapun bapak, gak akan ada apa-apanya tanpa emak.

Suami boleh mencari nafkah atau mencari solusi segala macam permasalahan, tapi kadang untuk mencari letak pakean dalam saja butuh bantuan istri.

Oleh karena itu, buat para suami, sayangilah mereka. Eeh, dia maksudnya. Kalo mereka kan kesannya jamak. Hahahaha...

Tulisan Asli oleh : bang Arham Rasyid

Silakan bagikan jika bermanfaat!

Dhuhur Di Suatu Hari

Agustus 06, 2017 0 Komentar


Siang kala itu, saya bersama si Sulung dan yang Kedua bergegas menuju masjid. Iqamat dikumandangkan maka bersegera kami menuju shaf. Mendapati anak-anak masih belum mengambil shaf maka inisiatif merapikan mereka. Hitungannya ya membantu imam. Kan gak mungkin imam bisa mengjangkau shaff 7 atau 8.

Ya biasalah anak-anak. Walau sudah belajar tentang fiqih shalat namun, tetap saja dunia main lebih mendominasi. Tapi ilmu fiqih mereka jangan diremehin loh. Mereka paham banget.

Contoh :

Kasus 1
Mereka faham tentang kategori masbuk atau tidak. Mereka tahu bahwa bagi jamaah yang mendapatkan ruku' imam maka ia mendapatkan 1 rakaat sehingga wajar saja jika imam sudah takbiratul ihram, mereka masih tetap aja rame sempai imam ruku.

Di posisi ruku ini menjadi entri poin, mereka akan bersegera mengisi shaf yang kosong dan ikut ruku'. Mentaktisi agar cepat diam adalah bacaan ayat di rakaat pertama adalah surat pendek.Gimana ? cerdaskan ilmu fiqih shalatnya

Kasus 2
Jika mereka tidak mendapatkan ruku imam di rakaat pertama, maka permainan lanjut sampai ruku' imam di rakaat 2. Tentu yang mendapat ruku imam di rakaat pertama akan serius shalatnya. Disaat ruku' itulah maka akan terjadi seperti kasus pertama.

Kasus 3
Disaat mereka ketinggalan rakaat, maka mereka pun tahu yang namannya masbuk. Pernah terjadi diskusi sengit murid SD kelas 1. Dua murid ini masbuk. Murid pertama menambah rakaat, sementara murid yang kedua tidak menambah.

Setelah melengkapi kekurangan rakaat shalatnya, maka murid pertama menegur murid kedua. Murid kedua keukeuh (baca : kekeh) bahwa ia rakaat sudah cukup sampai akhirnya diberi penjelasan oleh salah seorang guru mereka.

Kasus 4
Mereka tahu hukum tentang lewat di depan orang yang sholat. Disaat imam salam, maka mereka akan menoleh ke belakang, apakah ada yang masbuk atau tidak. Mereka tidak akan beranjak jika dibelakangnya ada yang melengkapi rakaat shalatnya.

Kadang juga, mereka punya strategi jitu. Murid yang berada paling tengah dalam shaff akan keluar melalui di depan jamaah di jalur shaffnya lalu disusul oleh teman disampingnya sehingga mereka tidak melintas di depan orang shalat. Akibatnya adalah yang masbuk akhirnya gak punya suthroh (pembatas shalat).

Ada sebuah kisah unik, seorang jamaah shalat di dekat pintu keluar. Melihat orang lalu lalang keluar masuk masjid melalui pintu tersebut maka seorang anak kelas 1 atau 2 (lupa kelasnya) mengambil inisiatif duduk di batas akhir sujud jamaah tersebut sehingga orang pun bisa keluar tanpa melintas di depan orang shalat. Untungnya sang anak tidak menegur jamaah bahwa kalau shalat maka cari sutroh dulu...



Itulah mereka...masih kecil sudah mulai faham tentang fiqih shalat. Sampai-sampai salah seorang jamaah pernah berkata " Kalau jadi imam shalat (shalat jahar) di masjid ini perlu ekstra hati-hati sebab jika bacaannya tersendat bisa jadi yang membetulkannya adalah anak-anak"

Ini adalah dunia anak-anak di tempatku bekerja. Jika melihat anak-anak yang main kejar-kejaran atau berbuat sesuatu yang mungkin di anggap nakal maka hal itu adalah wajar karena mereka masih anak-anak. Tapi mereka sudah mulai menabung hafalan Al Qur'an loh...

Setelah merapikan shaff mereka, aku mengambil masuk dalam shaff. Tiba-tiba si sulung ikut berdiri di sampingku sembari berkata " Abi, aku mau shalat juga . Aku terheran sebab hal ini baru pertama kali baginya. Ia pun akhirnya ikut shalat bersamaku dan mengikuti gerakan imam semampunya. Aku beru teringat bahwa ia sudah mulai ikut kelas TK. Bisa jadi ia diberi contoh gerakan shalat oleh gurunya. Tapi ini baru beberapa pekan masuk sekolah...

Terima kasih Bapak dan Ibu Guru telah membantu kami para orang untuk menanamkan bekal agama pada anak-anak kami. Semoga kelak akan menjadi pemberat timbangan amal kebaikanmu di akhirat kelak. Karena mungkin jadi apa yang engkau berikan kepada anak-anak kami tidak sebanding dengan apa yang kami berikan kepadamu

Kepada anak-anak kami, jika kelak diakhirat kami ditanya tentang bekal agamamu maka setidaknya kami sudah punya hujjah dengan menyekolahkanmu di lembaga pendidikan yang memperhatikan agamamu....

Share jika ada manfaatnya ya...


Follow Us @agusdemak